Rabu, 29 September 2010

memaknai alur kehidupan dg arif

Ada dua tanda awal untuk mengenali apakah Tuhan akan menyetujui perjuangan seseorang untuk mencapai kebesaran dalam kehidupannya. Pertama, adanya kemajuan atas apa yang diperjuangkan, atau adanya perubahan kehidupan ke arah yang lebih baik, merupakan petunjuk awal, bahwa Tuhan akan memberikan persetujuan untuk perjuangan itu, bila syarat-syarat tertentu mampu dipenuhi.

Tanda kedua yang menjadi petunjuk awal suatu perjuangan akan mendapatkan persetujuan Tuhan adalah bila perjuangan itu telah dilakukan dengan segala kesungguhan, dengan cara yang benar dan tepat, dengan kelengkapan dan dukungan yang memadai, dan dengan segala enerji yang diperlukan, tetapi kemudian hasilnya ternyata tidak kunjung tercapai, bahkan justru mencapai kegagalan.


Sebagian sahabat-sahabat kita hanya melihat pada satu sisi sebagai tanda persetujuan Tuhan atas perjuangan mereka, yaitu tanda kemajuan, tanda perubahan ke arah yang lebih baik, dan tanda keberhasilan. Sedangkan pada tanda kegagalan, sebagian besar sahabat justru meyakininya sebagai tanda penolakan Tuhan atas upaya mereka. Kesalahan persepsi demikian sesungguhnya manusiawi, karena kita senantiasa berharap terlalu besar, untuk segera mencapai keberhasilan sesegera mungkin, secepat mungkin, sehingga kita seringkali lupa, bahwa setiap keberhasilan selalu memiliki prasyarat, dan setiap keberhasilan senantiasa memiliki tantangan dan pengujinya sendiri, apalagi perjuangan untuk mencapai kebesaran dalam kehidupan.


Baik pada tanda kemajuan dan keberhasilan maupun pada tanda kegagalan, keduanya sesungguhnya baru merupakan tanda, belumlah pada persetujuan untuk kebesaran yang diperjuangkan itu. Tanda kemajuan dan keberhasilan akan berwujud menjadi persetujuan Tuhan untuk mewujudkan kebesaran dalam kehidupan, bila syarat-syaratnya mampu dipenuhi sebagaimana mestinya. Demikian pula pada tanda kegagalan, tanda itu menjadi penunjuk arah dan sekaligus pelebar jalan bagi pencapaian kebesaran dalam kehidupan, bila sahabat yang memperjuangkannya memahami secara sungguh-sungguh, bahwa kegagalan itu bagian dari penguji sebelum mencapai keberhasilan dan kebesaran yang diperjuangkannya, dan mampu mengambil tindakan yang tepat dan segera untuk mewujudkan perjuangan itu.

Tahukah anda, bahwa dalam banyak kasus, tanda kegagalan merupakan tanda persetujuan Tuhan yang lebih kuat, dari pada tanda kemajuan atau keberhasilan ?

Tetapi bagi mereka yang selalu berusaha dan pantang menyerah, tidak ada kegagalan permanen, karena seperti siang dibatasi malam, dan malam dibatasi siang, maka percayalah bahwa sesudah kegagalan, pastilah akan datang keberhasilan bagi mereka yang terus berupaya secara sungguh-sungguh. Karena kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran kehidupan yang jauh lebih berharga dari pada sukses itu sendiri. Sehingga ketika menghadapi masalah dan kegagalan, sesungguhnya haruslah disambut dengan gairah perjuangan yang lebih besar, karena dibalik kegagalan yang ada, dihadapan kita telah menunggu keberhasilan, sebagaimana siang menunggu berlalunya malam.

Sahabat-sahabat kita yang senantiasa diuji dengan masalah dan kegagalan sesungguhnya termasuk orang-orang yang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi orang-orang hebat, bagi mereka yang menyadarinya. Selain karena masalah dan kegagalan makin menjadikan mereka sebagai pribadi yang kuat menerima semua bentuk cobaan, juga pengalaman dalam mengelola masalah dan kegagalan akan menjadikan mereka sebagai pribadi dengan sejuta solusi bagi setiap masalah. Para sahabat kita yang berada pada posisi ini, akan selalu berbesar hati dalam menghadapi semua tantangan, karena mereka percaya, bahwa setiap tantangan bukan hanya menjadi media belajar yang makin menghebatkan dan membesarkan mereka, tetapi juga makin mendekatkan mereka dengan keberhasilan yang mereka perjuangkan.

Indahnya kehidupan dan perjuangan dalam kehidupan ini, karena seluruh kehidupan dipenuhi misteri dan rahasia, di mana Tuhan membiarkan kita berupaya dengan segala pemahaman kita masing-masing. Begitu banyak orang-orang terpilih untuk dibesarkan Tuhan dalam kehidupannya, tetapi pemahaman mereka tidak mampu memahami misteri dan rahasia Tuhan itu, sehingga ketika mereka mendapatkan masalah dan kegagalan, bukannya meningkatkan energinya untuk berusaha lebih keras dan lebih sungguh-sungguh, tetapi justru lebih banyak berkeluh kesah, yang justru makin melemahkan mereka, membuat mereka menyerah dan bahkan frustrasi, sehingga niat Tuhan untuk membesarkan mereka berlalu begitu saja, karena tidak disambut sebagaimana mestinya.

Bila Sahabat telah bersungguh-sungguh dalam perjuangan kehidupan ini, kemudian mendapatkan masalah atau bahkan kegagalan, berbahagialah. Karena sahabat adalah salah satu pilihan Tuhan untuk dibesarkan dalam kehidupan. Karena hanya orang-orang terpilih yang mampu membaca tanda-tanda dari Tuhan yang akan mendapatkan karunia kebesaran dalam kehidupannya. Sambutlah masalah dan kegagalan dengan tetap berprasangka baik, bahwa Tuhan benar-benar sedang menuntut kualitas dan perjuangan yang lebih besar dari apa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Dan berjuanglah dengan energi dan kesungguhan yang lebih besar, karena begitulah cara Tuhan membesarkan kita, membesarkan kehidupan kita, karena dibalik sukses besar, selalu diawali oleh perjuangan berat. Karena setiap juara, selalu membutuhkan perjuangan yang tidak pernah ringan.

7 kunci dalam bersabar

Kunci Kesuksesan itu Sabar dan Ternyata Kunci Kebahagiaan Juga Sabar

Definisi sabar, ada 7 diantaranya adlah sebagai berikut :
1). Sabar adalah menunda respons, tidak langsung nyambar. Ini juga kunci dari kecerdasan emosi. Stimulus yang masuk ke thalamus untuk masuk neokortex butuh waktu sekitar 6 detik. Kalau belum 6 detik akan dibajak oleh amikdala ( pusat emosi di otak )
2). Sabar adalah menyatukan badan dan pikiran di satu tempat
3). Sabar yaitu kata kerja aktif bukan pasif. Sabar sangat cocok dalam dunia bisnis, sabar itu aktif bukan berdiam diri dan dilakukan sampai berhasil. Ketika ada stimulus, jangan langsung dikasih respons kita pause dulu terutama pada stimulus yang berbahaya, yang menyebabkan kita marah. Rumusnya adalah SPP : STOP, PIKIR, PILIH .
4). Sabar adlah menyesuaikan tempo kita dengan tempo orang lain
5). Sabar adalah menikmati prosesnya tanpa terganggu hasil akhir. Orang yang sabar adalah orang yang menjalani prosesnya. Yang lebih nikmat dalam hidup ini adalah prosesnya bukan hasilnya. Jangan terpaku pada hasil, karena hasil itu di luar kita, itu adalah urusan Tuhan.
Sabar jangan hanya saat susah tapi saat senang juga. Orang sabar pasti kaya, minimal kaya bathin.
6). Sabar adalah hidup selaras dengan hukum ala, bisa jalan sesuai dengan tarian alam semesta, ritme alam semesta. Kalau kita grusa - grusu yang harus dilakukan adalah DUDUK MEDITASI ( selama kurang lebih 10 menit ) fokuskan pada nafas kita.
7). Sabar yakni melakukan SATU HAL DI SATU WAKTU.

batu dan mutiara

Pada suatu ketika, hiduplah seorang pedagang batu-batuan. Setiap hari dia berjalan dari kota ke kota untuk memperdagangkan barang-barangnya itu. Ketika dia sedang berjalan menuju ke suatu kota, ada suatu batu kecil di pinggir jalan yang menarik hatinya. Batu itu tidak bagus, kasar, dan tidak mungkin untuk dijual. Namun pedagang itu memungutnya dan menyimpannya dalam sebuah kantong, dan kemudian pedagang itu meneruskan perjalanannya. Setelah lama berjalan, lelahlah pedagang itu, kemudian dia beristirahat sejenak. Selama dia beristirahat, dia membuka kembali bungkusan yang berisi batu itu. Diperhatikannya batu itu dengan seksama, kemudian batu itu digosoknya dengan hati-hati batu itu. Karena kesabaran pedagang itu, batu yang semula buruk itu, sekarang terlihat indah dan mengkilap. Puaslah hati pedagang itu, kemudian dia meneruskan perjalanannya.

Selama dia berjalan lagi, tiba-tiba dia melihat ada yang berkilau-kilauan di pinggir jalan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah sebuah mutiara yang indah. Alangkah senangnya hati pedagang tersebut, mutiara itu diambil dan disimpannya tetapi dalam kantong yang berbeda dengan kantong tempat batu tadi. Kemudian dia meneruskan perjalanannya kembali.

Adapun si batu kecil itu merasa bahwa pedagang itu begitu memperhatikan dirinya, dan dia merasa begitu bahagia. Namun pada suatu saat mengeluhlah batu kecil itu kepada dirinya sendiri. “Tuan begitu baik padaku, setiap hari aku digosoknya walaupun aku ini hanya sebuah batu yang jelek, namun aku merasa kesepian. Aku tidak mempunyai teman seorangpun, seandainya saja Tuan memberikan kepadaku seorang teman”.

Rupanya keluhan batu kecil yang malang ini didengar oleh pedagang itu. Dia merasa kasihan dan kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, aku mendengar keluh kesahmu, baiklah aku akan memberikan kepadamu sesuai dengan yang engkau minta”. Setelah itu kemudian pedagang tersebut memindahkan mutiara indah yang ditemukannya di pinggir jalan itu ke dalam kantong tempat batu kecil itu berada.

Dapat dibayangkan betapa senangnya hati batu kecil itu mendapat teman mutiara yang indah itu. Sungguh betapa tidak disangkanya, bahwa pedagang itu akan memberikan miliknya yang terbaik kepadanya. Waktu terus berjalan dan si batu dan mutiara pun berteman dengan akrab. Setiap kali pedagang itu beristirahat, dia selalu menggosok kembali batu dan mutiara itu.

Namun pada suatu ketika, setelah selesai menggosok keduanya, tiba-tiba saja pedagang itu memisahkan batu kecil dan mutiara itu. Mutiara itu ditempatkannya kembali di dalam kantongnya semula, dan batu kecil itu tetap di dalam kantongnya sendiri. Maka sedihlah hati batu kecil itu. Tiap-tiap hari dia menangis, dan memohon kepada pedagang itu agar mengembalikan mutiara itu bersama dengan dia. Namun seolah-olah pedagang itu tidak mendengarkan dia.

Maka putus asalah batu kecil itu, dan di tengah-tengah keputusasaannya itu, berteriaklah dia kepada pedagang itu “Oh tuanku, mengapa engkau berbuat demikian ? Mengapa engkau mengecewakan aku ?”

Rupanya keluh kesah ini didengar oleh pedagang batu tersebut. Kemudian dia berkata kepada batu kecil itu “Wahai batu kecil, kamu telah kupungut dari pinggir jalan. Engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Mengapa engkau mengeluh ? Mengapa engkau berkeluh kesah ? Mengapa hatimu berduka saat aku mengambil mutiara itu daripadamu ? Bukankah mutiara itu miliku, dan aku bebas mengambilnya setiap saat menurut kehendakku ? Engkau telah kupungut dari jalan, engkau yang semula buruk kini telah menjadi indah. Ketahuilah bahwa bagiku, engkau sama berharganya seperti mutiara itu, engkau telah kupungut dan engkau kini telah menjadi milikku juga. Biarlah aku bebas menggunakanmu sekehendak hatiku. Aku tidak akan pernah membuangmu kembali”.

Yang dimaksud dengan batu kecil itu adalah kita-kita semua, sedangkan pedagang itu adalah Tuhan sendiri. Kita semua ini buruk dan hina di hadapanNya, namun karena kasihnya itu Dia memoles kita, sehingga kita dijadikannya indah di hadapanNya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutiara itu adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Siapa yang tidak senang menerima berkat ? Berkat itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan banyak lagi. Apakah kita pernah bersyukur, setiap kali kita mendapat berkat itu ? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita ? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau ? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua.